Industri film horor Indonesia sepertinya tidak pernah kehabisan ide absurd untuk menyajikan kisah-kisah mistis yang di luar nalar. Salah satu contohnya adalah film terbaru yang tayang tanggal 27 Februari 2025, “Jagal Teluh”. Dibintangi oleh Elina Joerg, Selvy Kitty, Mastur, Udin Penyok, dan beberapa nama lainnya, film ini mencoba menggabungkan unsur horor, komedi, dan drama balas dendam. Namun, alih-alih menyajikan tontonan yang seram atau setidaknya menghibur, Jagal Teluh justru berakhir menjadi tontonan yang membingungkan.

Sejak awal, penonton sudah diajak menyaksikan rangkaian kejadian mistis yang terlampau absurd — mulai dari santet lewat mi instan, santet massal yang menyerang satu kampung, hingga puncaknya: motor matic yang kena santet. Imajinasi penulis skenario benar-benar patut diacungi jempol, meski sayangnya tidak diikuti dengan eksekusi cerita yang solid.
Cerita Simpel, Eksekusi Berantakan
Secara garis besar, “Jagal Teluh” punya premis yang sebenarnya klise dan simpel — kisah dua wanita yang sakit hati karena cintanya dikhianati, lalu memilih menggunakan ilmu hitam untuk membalaskan dendam. Mengingat ini tema klasik, seharusnya bisa digarap lebih serius atau sekalian dibuat lepas dan kocak. Sayangnya, film ini justru terombang-ambing di antara niat menjadi horor seram dan horor komedi.
Akting Kaku, Komedi Garing
Deretan pemain yang digaet seharusnya bisa menyelamatkan film ini, apalagi dengan kehadiran nama-nama seperti Mastur dan Udin Penyok yang sudah punya reputasi di ranah komedi. Tapi entah kenapa, kehadiran mereka justru tidak memberikan efek lucu sama sekali. Komedi yang disajikan cenderung garing, terasa dipaksakan, bahkan terkesan improvisasi tanpa arah. Masalah lain yang mencolok adalah kualitas akting sebagian besar pemain yang terlihat tidak siap. Ada kesan kuat kalau mereka baru menerima script saat di lokasi syuting, atau mungkin memang tidak ada sesi reading yang cukup. Chemistry antar pemain pun nyaris tidak terasa, membuat penonton sulit merasakan keterikatan dengan konflik yang ada.
Satu-satunya Penyelamat: Theme Song
Di tengah semua kekacauan ini, “Jagal Teluh” sedikit tertolong oleh kehadiran theme song khusus yang berkumandang di beberapa bagian film. Meski tidak terlalu istimewa, setidaknya menunjukkan ada niat di balik layar untuk memberikan identitas pada film ini.
Kesimpulan
Film “Jagal Teluh” pada akhirnya adalah film horor yang ingin lucu, tapi tidak lucu. Mau seram, tapi malah jadi konyol. Imajinasi liar seperti motor matic yang kena santet mungkin bisa mengundang tawa, tapi bukan karena skenarionya cerdas, melainkan karena terlalu absurd untuk dipercaya. Bagi penonton yang mencari hiburan receh dan tidak keberatan dengan logika yang ditinggalkan, “Jagal Teluh” mungkin masih bisa dinikmati. Tapi bagi yang mengharapkan horor berkualitas atau komedi cerdas, film ini jelas bukan pilihan.