Film “Jumbo” VS Film “Pengepungan di Bukit Duri”: Ketika Ksatria Kecil Sedang Mempertahan Tahta Dari Kondisi Distopia di Ruang Kelas, Apakah Masih Bisa Bertahan?

Film animasi “Jumbo” produksi Visknema Studios sedang menikmati masa kejayaannya. Dengan perolehan lebih dari 6 juta penonton, film “Jumbo” bukan hanya memecahkan rekor untuk film animasi terlaris di Indonesia, tapi juga berhasil mengalahkan film “Dilan 1990” dan “Miracle in Cell No. 7” sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Ini bukan sekedar prestasi, tapi ini adalah loncatan besar bagi industri film animasi lokal.

Namun, euforia ini nampaknya mulai diuji. Meski sempat tembus lebih dari 500 ribu penonton dalam satu hari, jumlah penonton film “Jumbo” turun drastis (21/4) ke sekitar 200 ribu penonton. Apakah ini adalah sinyal alarm dini bahwa kejayaan film “Jumbo” mulai goyah? Atau hanya jeda singkat sebelum lonjakan baru?

Di sisi lain, muncul penantang baru yang lebih serius yaitu film terbaru karya Joko Anwar berjudul “Pengepungan di Bukit Duri”. Baru rilis tanggal 17 April 2025, film ini sudah meraih lebih dari 400 ribu penonton. Rata-rata jumlah penonton per harinya bisa mencapai 100 ribu penonton, yang artinya bukan tidak mungkin film ini dengan mudahnya akan menyentuh angka 1 juta penonton di akhir pekan. Sebuah awal yang agresif, dan jelas ini tidak bisa diabaikan. Film yang dibintangi oleh Morgan Oey ini mengusung tema yang serius dengan sentuhan sosial-politik yang menggigit. Pastinya film “Pengepungan di Bukit Duri” bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai tamparan halus (atau keras) untuk penonton yang rindu akan film Indonesia dengan isi cerita yang realistis dan penuh taji.

Tentu persaingan film Indonesia belum berakhir. Minggu depan, akan ada tiga film Indonesia baru yang rilis, dan bioskop akan semakin padat. Ketiga film itu adalah “Mendadak Dangdut”, “Perang Kota” dan “Penjagal Iblis: Dosa Turunan” yang siap merebut jumlah layar bioskop. Menariknya, semua film ini hadir menjelang hari libur nasional, sebuah momen krusial di mana jumlah penonton bisa melonjak tajam.

Film “Perang Kota”:yang disutradarai olh Mouky Surya, diperankan oleh Chicco Jerikho, Jerome Kurnia dan Ariel Tatum (Sumber: JPNN)

Pertanyaanya: Apakah film “Jumbo” masih bisa mempertahankan tahtanya di tengah gelombang baru ini? Ataukah film “Pengepungan di Bukit Duri” akan jadi kejutan yang menggulingkan film animasi penuh warna dengan realitas kelam yang lebih ‘membumi’? Jawabannya belum pasti. Namun, satu hal yang jelas, penonton film di Indonesia sedang dimanjakan dengan pilihan film Indonesia yang beragam genrenya dan kompetitif. Tentunya ini adalah kabar baik untuk semua pihak, selama film yang disajikan bukan film yang ‘asal buat’ dan terus berani tampil beda. Jadi bersiaplah, drama di layar bioskop belum selesai. Malah mungkin ini baru lagi ‘panas-panasnya’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *