Film Animasi “Jumbo” Geser Film “Agak Laen”, Selangkah Lagi (Mungkin) Gulingkan Film “KKN di Desa Penari”

Sabtu kemarin (10/05) jadi momen bersejarah bagi perfilman Indonesia, film animasi “Jumbo” produksi Visinema Studios, resmi menyalip film “Agak Laen” dari Imajinari dan menjadi film Indonesia terlaris nomor dua sepanjang masa. Dengan Raihan fantastis sebanyak 9.138.313 penonton, film “Jumbo” berhasil menggeser posisi film “Agak Laen” yang sebelumnya kokoh di urutan kedua dengan perolehan 9.127.602 penonton. Selisih tipis, tapi maknanya besar.

Tidak hanya itu, sepertinya film “Jumbo” mengincar tahta tertinggi: mengalahkan film “KKN di Desa Penari” yang masih berdiri di posisi puncak dengan perolehan 10.061.033 penonton. Yang lebih menarik, untuk menyalip angka film “KKN di Desa Penari” versi first run (Lebaran 2022) sebanyak 9,2 juta penonton. Artinya, misi tinggal satu: salip film “KKN di Desa Penari” versi panjang yang rilis versi Desember 2022 yang meraih perolehan lebih dari 10 juta penonton.

Data film terlaris sepanjang masa yang sudah di-update (11/5) (Sumber: Istimewa)

Semua kru dan tim yang terlibat di film “Jumbo” tentu senang, bahkan ucapan syukur terus terucap dari sutradara dan juga animator, Ryan Adriandhy. Bahkan netizen juga senang, dan ingin sekali bisa menjadi nomor satu untuk predikat film Indonesia terlaris sepanjang masa. Salah satu pemain film “Agak Laen”, Bene Dion Rajagukguk, mengucapkan selamat dengan bahasa Batak yang mewakili takjub dan bangga.

Tapi tunggu dulu, euforia ini menyimpan satu pertanyaan penting: bisakah film “Jumbo” benar-benar bisa menaklukkan angka 10 juta penonton dan menjadi ‘Raja Box Office Indonesia’? Bisa iya, bisa juga tidak. Yang jelas, film animasi yang awalnya dibuat dengan hati ini, sekarang menjadi fenomenal yang tidak hanya di Indonesia saja, namun sudah menjadi fenomenal di Asia Tenggara karena juga berhasil menjuarai film animasi terlaris di Asia Tenggara.

Di balik angka-angka penonton fantastis ini, juga muncul pertanyaan krusial: apakah lonjakan penonton film “Jumbo” adalah refleksi dari kualitas film atau justru keberhasilan strategi promosi dan buzzer? Apakah ini bukti bahwa penonton Indonesia kini lebih menghargai konten lokal berkualitas, atau hanya terjebak dengan hype yang dikemas dengan manis? Apapun jawabannya, satu hal yang pasti – film “Jumbo” membuka jalan baru bagi film Indonesia terutama film animasi untuk lebih berani dalam hal bercerita.

Dengan sisa waktu tayang yang masih memungkinkan dan antusiasme penonton yang belum surut, misi untuk menggeser film “KKN di Desa Penari” dari posisi puncak bukanlah mimpi. Ini adalah pertarungan tahta dan bisa sedikit lagi film “Jumbo” ada di garis finish paling depan untuk merebutnya. Jadi, keputusan untuk film animasi tercinta ini ada di penonton Indonesia, tontonlah film“Jumbo” di bioskop sekarang selagi masih tayang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *