Lagi Viral Editan ala Ghibli? Coba Tonton 10 Film Ghibli yang Tayang di Netflix, Biar Nggak Cuma Jadi Wibu Musiman!

Belakangan ini, timeline Instagram, TikTok, sampai Twitter penuh dengan wajah orang-orang yang berubah jadi karakter anime: mata besar berbinar, cahaya matahari keemasan, rumah-rumah kayu Jepang yang damai di latar belakang. Katanya sih, “Ghibli style.” Aplikasi AI-nya gratis. Cuma sekali klik, dan seolah kamu tinggal di dunia tempat bus bisa berubah jadi kucing dan monster nggak selalu jahat.

Tapi pertanyaannya satu: kamu beneran tahu Ghibli itu apa, atau cuma ikut tren doang?

Ghibli Itu Bukan Filter. Itu Dunia Penuh Luka dan Keajaiban.

Studio Ghibli (baca: Jiburi) bukan sekadar studio animasi dari Jepang yang jago bikin gambar imut. Didirikan pada 1985 oleh Hayao Miyazaki dan Isao Takahata, Ghibli lahir dari semangat untuk melawan arus animasi industri yang repetitif dan dangkal. Namanya diambil dari pesawat pengintai Italia—Ghibli—yang juga berarti “angin panas gurun.” Simbol dari semangat mereka: jadi angin segar di industri yang stagnan.

Ghibli menghasilkan film-film yang secara teknis masuk kategori “film anak-anak”, tapi isinya bisa bikin orang dewasa menangis malu-malu: cerita tentang perang, krisis identitas, lingkungan yang sekarat, sampai kritik terhadap modernitas yang serakah. Visualnya memang bikin tenang, tapi isinya—kalau kamu cukup jujur buat merenung—bisa bikin dada sesak.

Hayao Miyazaki, Pendiri Studio Ghibli (foto : the guardian)

Nah, kalau kamu sudah mulai terjebak dalam euforia estetika Ghibli, saatnya naik level: tonton filmnya. Pahami jiwanya. Biar kamu bukan cuma jadi karakter tempelan di AI filter, tapi bisa ikut menyelami dunia yang sejak dulu sudah bicara tentang luka manusia dan harapan kecil yang masih tersisa.

Dan karena ada 21 film Ghibli yang sekarang bisa kamu tonton di Netflix (hampir semuanya!), kami bantu pilihkan 10 film terbaik—versi kami, tentu saja. Bukan yang paling lucu atau paling viral, tapi yang paling berkesan, mengguncang, dan bikin mikir lama setelah credit roll.

10 Film Studio Ghibli Terbaik di Netflix (Versi Kami yang Pernah Patah Hati dan Kelelahan Hidup)

1. Spirited Away (2001)

Film ini bukan sekadar film. Ini semacam gateway drug ke dunia Ghibli. Dengan visual surealis dan kisah gadis kecil yang terjebak di dunia arwah—penuh monster, dewa, dan onsen gaib—film ini adalah bukti bahwa animasi juga bisa menampar lebih keras dari drama Oscar-an. Oh, dan ini juga film anime terlaris sepanjang sejarah Jepang. Pantas.

Spirited Away (foto: Studio Ghibli)

2. My Neighbor Totoro (1988)

Totoro itu kayak versi Jepang dari boneka teddy bear—kalau teddy bear bisa muncul dari hutan dan ngajak naik bus kucing raksasa. Film ini tentang dua anak perempuan dan ayah mereka yang pindah rumah demi dekat dengan sang ibu yang sakit. Totoro muncul, dan dunia jadi terasa lebih hangat—walaupun penuh kesedihan di balik senyumannya.

My Neighbor Totoro (foto: Studio Ghibli)

3. Howl’s Moving Castle (2004)

Kalau kamu pikir ini cuma kisah cinta remaja, kamu salah besar. Film ini adalah sindiran halus terhadap perang dan bagaimana tubuh kita menua sebelum waktunya karena dunia yang toksik. Howl adalah penyihir flamboyan dengan rumah yang bisa jalan, sementara Sophie—protagonisnya—dikutuk menjadi nenek-nenek. Lucu, gelap, dan penuh gaya.

Howl’s Moving Castle (foto: Studio Ghibli)

4. Porco Rosso (1992)

Bayangkan: pilot keren zaman 1930-an yang dikutuk jadi babi karena perang dan kelelahan mental. Lalu, tambahkan mafia udara, cinta sepihak, dan bar jazz di tepi Mediterania. Hasilnya? Film Ghibli yang underrated banget, dan cocok ditonton sambil minum anggur murah sendirian.

Porco Rosso (Foto : Studio Ghibli)

5. Ponyo (2008)

Ponyo itu kayak “The Little Mermaid” versi Jepang yang habis makan micin. Kisah ikan kecil yang pengin jadi manusia ini terlalu lucu untuk dibenci, dan terlalu aneh untuk dijelaskan. Tapi percaya deh, nonton Ponyo bikin hati kamu cair kayak es krim di bawah terik matahari. Cocok buat yang lagi butuh dopamine (hormon yang mempengaruhi suasana hati).

Ponyo (Foto: Studio Ghibli)

6. Princess Mononoke (1997)

Kalau “Avatar” James Cameron pakai filter Ghibli, hasilnya mungkin seperti ini. Ceritanya tentang manusia serakah, dewa hutan yang murka, dan seorang pangeran yang terjebak di tengah konflik ekologis. Visualnya brutal dan indah sekaligus—semacam peringatan bahwa kita semua lagi bunuh bumi, pelan-pelan tapi pasti.

Princess Mononoke (Foto: Studio Ghibli)

7. Kiki’s Delivery Service (1989)

Kiki adalah penyihir muda yang harus belajar mandiri di kota besar. Tapi alih-alih duel magis, film ini justru menggambarkan krisis identitas, burnout, dan isolasi sosial—dibalut dalam dunia warna-warni dan seekor kucing sarkastik bernama Jiji. Ini semacam “magical realism” buat remaja yang takut gagal.

Kiki’s Delivery Service (Foto : Studio Ghibli)

8. Laputa: Castle in the Sky (1986)

Laputa adalah simbol dari utopia yang selalu jadi korban kerakusan manusia. Ceritanya klasik: dua anak mencari kastil di langit, dikejar-kejar tentara dan bajak laut. Tapi pesannya tentang kekuasaan dan kemanusiaan masih relevan banget di zaman TikTok dan AI. Ghibli tahu caranya nyindir tanpa bikin kamu sadar langsung.

Laputa: Castle in the Sky (foto: Studio Ghibli)

9. Pom Poko (1994)

Siap-siap: ini film tentang rakun bertelur besar yang bisa berubah bentuk, melawan pembangunan kota yang merusak habitat mereka. Lucu? Iya. Nyeremin? Juga. Film ini kayak dongeng anak-anak yang tiba-tiba berubah jadi manifesto ekologis anti-kapitalis. Dan ya, ada adegan rakun terbang pakai skrotum mereka. Ghibli emang nggak main-main.

Pom Poko (foto: Studio Ghibli)

10. The Tale of Princess Kaguya (2013)

Bayangkan lukisan tinta tradisional Jepang yang hidup. Film ini adalah adaptasi dari cerita rakyat tertua di Jepang—tentang putri bulan yang datang ke bumi dan tumbuh besar dalam waktu singkat. Lembut, tragis, dan nyaris meditatif. Ini bukan film buat yang mau ketawa, tapi buat kamu yang pengin dihajar pelan-pelan oleh keindahan.

The Tale of Princess Kaguya (foto: Studio Ghibli)

Estetika Ghibli Emang Indah. Tapi Maknanya Jauh Lebih Dalam.

Jadi, lain kali kamu edit wajah kamu jadi karakter Ghibli dan upload dengan caption “I just wanna live in a Ghibli world,” ingat ini: dunia Ghibli bukan cuma lucu dan damai. Ia adalah dunia yang mengajarkan bahwa hidup itu rumit, alam itu sakral, dan keajaiban kecil bisa ditemukan bahkan di tempat paling muram—kalau kita cukup peka melihatnya.

Dan kalau kamu sudah siap untuk benar-benar masuk ke dunia itu, berhenti scroll sejenak. Nyalakan Netflix. Dan biarkan film-film ini bicara langsung ke jiwamu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *