Ketika kisah anak kecil yang jadi korban kebrutalan militer Israel bikin sebagian orang ketar-ketir, reaksinya bukan diskusi sehat, melainkan spam intimidasi.
Film “The Voice of Hind Rajab” baru saja diputar perdana di Venice International Film Festival 2025 dan mendapat standing ovation selama 23 menit. Tapi bukannya mendapat sambutan damai, kru film termasuk produser film ini justru dibombardir dengan email penuh kebencian.

Sutradara Kaouther Ben Hania mengaku kaget dengan serangan pesan beruntun itu. “Produser saya, termasuk nama besar seperti Brad Pitt dan Joaquin Phoenix, dibanjiri ribuan pesan yang mengintimidasi,” ujarnya dilansir dari AFP.
Pesan intimidasi itu mulai berdatangan sejak Rabu (3/9) malam setelah screening perdana, terus berlanjut sampai Kamis (4/9). Polanya pun jelas: pesan sama dikirim berulang kali, seolah-olah ada “tim buzzer” yang lagi kerja lembur.

Film ini sendiri bercerita tentang Hind Rajab, gadis Palestina yang tewas bersama enam anggota keluarganya akibat serangan Israel di Gaza tahun lalu. Kisah tragisnya sempat mengguncang dunia: mahasiswa di Universitas Columbia bahkan mengganti nama Hamilton Hall jadi Hind’s Hall, sementara rapper Macklemore merilis lagu protes dengan judul yang sama.

Ben Hania mengaku membuat film ini dilandasi “amarah dan keputusasaan” atas kematian Hind Rajab. “Saya tidak bikin film ini untuk membuat orang nyaman di kursi bioskop,” katanya tegas.
Meski distributor Ameria belum ada, Tunisia sudah resmi mendaftarkan film ini untuk ajang Oscar 2026. Film juga siap berkelana ke festival internasional lain seperti Toronto, London, San Sebastian, dan Busan.

Jadi, buat para pengirim pesan spam: makin banyak intimidasi, makin besar pula spotlight yang justru tertuju ke film ini. Stop intimidasi, biarkanlah karya yang menunjukkan masterpiece-nya.