Dwayne Johnson alias The Rock akhirnya resmi punya momen menangis di panggung, bukan karena ditumbuk di ring, tapi karena 15 menit standing ovation di Venice International Film Festival 2025. Film terbarunya, “The Smashing Machine”, sukses bikin penonton berdiri tepuk tangan kayak nonton final Piala Dunia.
Tapi ini bukan film aksi biasa. Dwayne Johnson, yang biasanya jadi superhero setengah dewa atau sopir truk penyelamat dunia, kali ini jadi Mark Kerr, petarung UFC yang perang bukan hanya di ring, tapi juga melawan setan pribadinya. Biar makin total, dia sampai harus pasang prostetik berat yang bikin dia nyaris tidak dikenali. Jadi jangan kaget kalau kamu nonton nanti dan mikir, “Ini Dwayne Johnson apa bukan?”

Film ini digarap Benny Safdie, salah satu otak gila di balik “Uncut Gems” , yang kali ini debut solo sebagai sutradara film panjang. Dwayne Johnson dipasangkan dengan Emily Blunt (lagi), yang main sebagai Dawn Staples, kekasih Kerr. Pas kredit film muncul, bukan hanya penonton yang menangis, Benny Safdie dan Emily Blunt juga ikut pelukan sama Dwayne Johnson, semua berlinangan air mata. Venice tiba-tiba berubah jadi kolam renang emosional.
Dwayne Johnson sendiri bilang ke Variety kalau dia memang lagi cari tantangan baru. Sudah dah bosan jadi tukang pukul franchise, dia mau bikin film yang “bermakna, manusiawi, penuh rasa sakit.” Bahasa halusnya: “Saya nggak mau selamanya jadi cameo lucu di “Fast and Furious”.”

Menariknya, tahun ini bukan hanya Benny Safdie yang debut solo. Kakaknya, Josh Safdie, juga siap rilis film “Marty Supreme” bareng A24 dengan Timothée Chalamet. Jadi kayak kompetisi UFC juga, tapi di genre indie.
Satu hal pasti, dengan standing ovation segila ini, fim “The Smashing Machine” bukan hanya bikin Dwayne Johnson menangis. Film ini juga bisa jadi bikin kariernya keluar dari jalur aman dan menuju kelas seni serius. Pertanyaannya, apakah Hollywood siap menerimanya bukan sebagai “franchise savior,” tapi sebagai aktor serius? Kita tunggu saja.