Acha Septriasa Nangis Membaca Naskah Film Terbarunya “Titip Bunda di Surga-Mu”, Siap Jadi Banjir Air Mata Nasional!

Setelah banjir pujian lewat peran Azizah di film “Qodrat 2”, Acha Septriasa akan kembali meramaikan perfilman nasional. Tapi bukan kembali ke genre horor atau film kelas festival internasional, kali ini Acha Septriasa akan bermain lagi ke genre drama berjudul “Titip Bunda di Surga-Mu” yang merupakan adaptasi novel laris berjudul sama karya Zora Vidyanata dan Dono Indarto. Dan yang lebih menarik – atau setidaknya jadi bahan promosi utama – Acha Septriasa mengaku menangis ketika membaca naskahnya.

Betul, menangis. Bahkan sebelum kamera rolling, Acha Septriasa sudah tersentuh duluan. “Seorang ibu pasti akan memberikan pengorbanan yang lebih untuk anaknya. Naskah ini mengingatkan saya pada hubungan pribadi dengan anak saya, karena pekerjaan membuat saya harus jauh darinya,” ujar Acha Septriasa dikutip dari Jawa Pos. Kalimat yang cukup bisa membuat semua orang sensitif langsung banjir air mata.

Acha Septriasa ketika promo film “Qodrat 2” (Sumber: ERA I’d)

Film “Titip Bunda di Surga-Mu” sendiri mulai menjalani proses syuting di Semarang, dengan premis yang katanya menguras emosi: tentang hubungan seorang anak dan ibunya, tentang pengorbanan, penyesalan, dan cinta tak bersyarat. Sebuah tema abadi yang selalu punya tempat di hati penonton Indonesia, terutama yang baru saja kena tamparan batin gara-gara lupa kasih kabar ke ibu selama seminggu.

Zora Vidyanata, sang penulis novelnya, bahkan mengaku menulis cerita ini bukan pakai tinta, tapi pakai air mata. “Saya tulis dengan air mata, bukan hanya kata-kata,” katanya dengan penuh dramatik. Dan karena merasa terikat secara emosional. Zora pun ikut berakting di versi film “Titip Bunda di Surga-Mu”. Sebuah langkah berani, atau mungkin sekalian penghematan budget casting? Yang jelas. film ini tampaknya ingin menawarkan bukan hanya cerita, tapi pengalaman emosional yang otentik – dari penulis, oleh penulis, untuk para ibu-ibu yang setia menangis di kursi bioskop.

Jajaran pemain film “Titip Bunda di Surga-Mu” (Sumber: RRI)

Jajaran pemainnya juga menarik. Selain Acha Septriasa ada juga Ikang Fawzi, Meriam Bellina, Kevin Julio. dan Abun Sungkar. Kombinasi generasi senior dan junior ini seperti undangan terbuka untuk menyasar penonton lintas usia: dari ibu-ibu yang doyan nonton sinetron sampai Gen Z yang penasaran dengan drama keluarga yang katanya bisa mengaduk emosi.

Namun, perlu diingat, film dengan tema “keluarga menyentuh” itu ibarat pisau bermata dua. Kalau eksekusinya jujur dan ditulis dengan kedalaman, hasilnya bisa sangat memukau dan menggugah. Tapi kalau terlalu tenggelam dalam adegan tangis bombastis, slow motion berlebihan, dan scoring musik yang terlalu memaksa, maka yang terjadi adalah…penonton akan justru tertawa di tengah adegan supposed-to-be sedih. Dan kita semua tahu, tidak ada yang lebih tragis daripada film sedih yang gagal bikin sedih.

Zora Vidyanata, penulis novel “Titip Bunda di Surga-Mu” (Sumber: Pikiran Rakyat)

Dengan embel-embel sebagai proyek “panggilan batin” dan pengingat untuk mencintai orang tuaselagi masih ada waktu, harapannya film ini bisa benar-benar menyentuh, bukan sekedar menyentil. Karena tema seperti inisangat mudah jatuh ke klise. Dan sayang sekali jika naskah yang konon membuat Acha Septriasa menangis hanya jadi sekedar cerita sedih dadakan yang diburu tayang sebelum Lebaran.

Untuk sekarang, kita hanya bisa berharap, semoga tangisan Acha Septriasa ketika baca naskah bukan karena naskahnya lemah, tapi justru karena dia sadar bahwa kisah seperti ini memang layak dihidupkan di layar lebar. Kalau benar film “Titip Bunda di Surga-Mu” bisa membuat satu studio tersedu, berarti mereka berhasil. Tapi kalau malah hening tanpa reaksi, ya…mungkin yang perlu dititip bukan hanya bunda di surga, tapi juga naskahnya ke revisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *