Film “The Last Train To New York”, Remake Dari Film “Train To Busan” (Mungkin) Dilanjutkan, James Wan: “Ini Spin-Off”

Masih ingat proyek remake film “Train To Busan” versi Hollywood yang berjudul “The Last Train To New York”? Pasti sudah lupa, karena hampir 9 tahun sejak diumumkan, film ini seperti kereta yang mogok sebelum sebelum sempat meninggalkan stasiun. Namun kabar terbaru menyebut proyek ini ternyata belum benar-benar mati- hanya tersesat di jalur development hell yang tak berujung.

James Wan, sutradara dan produser papan atas spesialis horor dan jumpscare, muncul ke permukaan untuk memastikan kalau film “The Last Train To New York” tidak sepenuhnya lepas dari rel. Menurutnya, film ini bukan sekadar remake, melainkan sebuah spin-off yang berada dalam semesta yang sama dengan film “Train To Busan” – walaupun lebih tepat disebut sebagai sepupu jauh yang belum lahir.

Produser dan sutradara James Wan (Sumber: Deadline)

“Secara kreatif, ini terjadi di dunia yang sama,” kata James Wan, menjelaskan bahwa epidemi zombie dalam film ini berskala global. Jika film “Train To Busan” adalah potret kehancuran dari sudut Korea Selatan, makan film “The Last Train To New York” akan menjadi versinya di Amerika – karena jelas, wabah zombie pun harus dapat distribusi internasional.

Sebagai pengingat, film “Train To Busan” adalah fenomena horor Korea Selatan yang rilis perdana di Cannes Film Festival 2016 dan langsung mengguncang dunia. Film itu bukan hanya tentang zombie, tapi juga potret tajam tentang kemanusiaan di tengah kekacauan. Disusul “Seoul Station” (animasi prekuel) dan film “Peninsula” yang sayangnya – meski lebih mahal – tidak bermakna.

Proyek remake Amerika ini sendiri diumumkan tak lama setelah popularitas film “Train To Busan” meroket. Gaumont mengantongi hak adaptasi dan Warner Bros. bahkan sempat menjadwalkan rilis ya pada 21 April 2023. Lalu masuklah nama Timo Tjahjanto , sineas Indonesia yang digadang-gadang akan menyutradarai film ini. Sebuah harapan muncul, bahwa jika ada yang bisa membawa nafas segar ke proyek, Timo adalah jawabannya.

Sutradara Timo Tjahjanto (Sumber: istimewa)

Tapi apa daya, kereta ini tampaknya kehabisan bahan bakar. Film “The Last Train To New York” mendadak dicoret dari jadwal rilis Warner Bros. ,digantikan oleh film “Evil Dead Rise”, dan sejak itu menghilang ke kabut rumor.

Saat ini, tak ada kabar soal pemain, plot, bahkan tanggal rilis. Yang ada hanya penyataan samar penuh harap dari James Wan dan penggemar yang makin skeptis. Sementara itu, minat publik pun mulai meluntur. Bagaimana tidak? Ketika semesta sinematik horor kebanjiran spin-off dan prekuel tanpa arah, siapa yang masih benar-benar menunggu remake dari film yang nyaris sempurna?

Konsep poster film “The Last Train To New York” (Sumber: IMDB)

Banyak pengamat bahkan menilai bahwa tidak dilanjutkan ya proyek ini adalah ‘berkah tersembunyi’. Karena apa gunanya mengulang film yang sudah kuat, hanya demi memindahkan lokasi dari Busan ke New York?

Jika memang ingin membuat versi Amerika yang bermakna, maka film itu harus membawa sudut pandang baru, bukan sekadar menukar KTX dengan Amtrak dan berharap audiens tidak menyadari bahwa ini hanya copy-paste dengan dialog berbahasa Inggris.

Sebagai penutup: jika Hollywood tetap ingin mengejar proyek ini, setidaknya pastikan ini bukan sekadar remake malas yang bergantung pada nostalgia global. Karena bagi para penikmat horor sejati, film “Train To Busan” bukan hanya film zombie – itu adalah kritik sosial, drama manusia, dan teror yang sungguh menggigit. Dan versi baratnya harus lebih dari sekadar tiruan yang kehilangan jiwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *