Film Animasi “Panji Tengkorak”: Pendekar Tua Bangkit Lagi, Tapi Bisakah Ia Mengalahkan Film “Jumbo”?

Setelah sekian lama (mungkin) tidur di lemari komik ayah kamu, akhirnya “Panji Tengkorak” bangun juga. Tapi bukan bangun kayak zombie, melainkan bangun dengan gaya animasi high-budget ala anime ketemu lokal pride. Falcon Pictures akhirnya resmi melempar karakter ikonik era 60-an ini ke layar lebar dalam bentuk film animasi. Catat tanggalnya: 28 Agustus 2025.

Pertanyaannya sekarang: buat apa sih? Dan, emang bisa laku kayak “Jumbo”?

Reviving the Dead with Pixels and Glory

“Panji Tengkorak” bukan karakter baru. Buat boomers dan sebagian gen X yang masa kecilnya ngelayap di pasar loak nyari komik karya Hans Jaladara, nama Panji itu setara kayak Batman-nya dunia persilatan Indonesia. Dendam, cinta, tragedi, dan jubah penuh tengkorak—udah kayak Mandalorian versi Nusantara.

Tapi Falcon Pictures kayaknya pengin nunjukin ke generasi TikTok kalau pendekar itu nggak harus glow-up doang, tapi juga bisa jadi animasi yang niat. Film ini dibuat full animasi 2D dan 3D, digarap sama 250-an animator lokal yang, jujur aja, banyak dari mereka biasanya kerja buat proyek luar negeri. Jadi, secara teknis, ini proyek ambisius yang agak nekat, tapi layak ditunggu.

Denny Sumargo, aktor yang kayaknya nggak pernah istirahat, ngisi suara Panji. Donny Damara, Cok Simbara, Aghniny Haque, sampe Donny Alamsyah—ikut nimbrung semua. List cast-nya kaya warung soto jam 8 pagi: rame dan berat

Denny Sumargo pengisi suara panji (foto: istimewa)

Lawan Tandingnya? Jumbo. Si Bocah Tambun yang Nggak Main-main

Tapi sayangnya, Panji Tengkorak bukan tayang di dunia yang kosong. Industri animasi lokal sekarang udah punya raksasa: “Jumbo” dari Visinema Studios. Film tentang bocah gemuk menggemaskan tapi keren itu berhasil jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, ngalahin semua film dengan aktor ganteng dan sinematografi ala Instagram filter.

“Jumbo” bukan cuma sukses secara komersil, tapi juga secara emosional. Penontonnya keluar bioskop sambil ngelap ingus, ngetweet panjang, dan nulis esai. Jadi, muncul pertanyaan penting: bisakah Panji Tengkorak ngerebut hati penonton yang udah kadung bucin sama Don dan teman-temannya itu?

Jujur aja: berat. Jumbo” punya timing, isu kekinian, dan storytelling yang halus kayak pelembap mahal. Sedangkan Panji datang bawa nostalgia yang mungkin… terlalu tua buat sebagian orang. Komiknya terakhir laku keras pas Soeharto masih rajin senyum di TVRI.

Tengkorak, Darah, dan Ekspektasi Publik

Tapi bukan berarti Panji Tengkorak nggak punya harapan. Justru, di tengah dominasi film cinta-cintaan atau horor absurd, hadirnya pendekar animasi berdarah dingin ini bisa jadi penyegar. Trailernya aja udah nunjukin adegan bacok-bacokan yang kayaknya bakal lebih sadis daripada film action ataupun live action Indonesia rata-rata. Dan, hei, ini animasi—jadi bisa over-the-top tanpa sensor ngaco.

Pertanyaannya: apakah publik kita siap? Apakah anak-anak TikTok bakal rela ninggalin POV couple aesthetic buat nonton lelaki bertopeng tengkorak mencari jati diri? Apakah ortu mereka bakal sadar ini bukan kartun buat bocil?

Falcon harus pintar mainin ini. Promosinya nggak bisa cuma andelin nostalgia atau visual doang. Cerita dan emosinya harus kena. Karena sekarang, penonton kita nggak bisa dibohongi sama animasi kinclong doang—mereka pengin disentuh hatinya, digampar emosinya.

Final Verdict (Sementara): Potensi Ada, Tapi Ujian Berat

Kalau kamu penggemar animasi, nasionalis visual, atau sekadar bosan sama film horor receh, “Panji Tengkorak” bisa jadi angin segar. Tapi kalau kamu pengin film yang bikin lo nangis tiga hari kayak “Jumbo”, well… tunggu dulu sampe filmnya tayang.

28 Agustus 2025, mari kita lihat: apakah Panji masih bisa berkelahi di bioskop, atau justru jadi hantu nostalgia yang gagal move on dari kejayaan masa lalu.

Kalau kamu suka artikel ini, jangan lupa follow akun medsos kami yang suka nyindir film jelek dan muji film bagus secukupnya.

#HidupPendekar #PanjiTengkorak #JumboMasihNo1

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *