Cuplikan Pertama Film “Para Perasuk” Ke-spill di Acara TV Prancis, Anggun Literally Tampil Maksimal Seperti Diva Mistis

Waduh, Indonesia kecolongan? Cuplikan penting dari film “Para Perasuk” justru pertama kali ke-spill di saluran televisi Prancis. Bukan di festival film, bukan di YouTube resmi, tapi di salah satu acara talkshow yang menampilkan Anggun sebagai bintang tamu. Dan jujur, penampilannya di cuplikan itu layaknya beneran seperti ‘Diva Mistis’ in a good way.

Dalam cuplikan tersebut, Anggun tampil memukau dan benar-benar total keluar dari zona nyamannya. Biasanya kita melihat Anggun ketika di panggung bernyanyi dengan gaun yang berkibar-kibar, kita di film “Para Perasuk” akan melihat Anggun jadi ‘Diva Mistis’ yang memimpin ‘Pesta Sambetan’ yang semuanya akan dirasuki 12 roh binatang.

Lalu menampilkan juga Maudy Ayunda dan Angga Yunanda yang tampil meyakinkan sebagai karakter-karakter yang hidup di desa penuh praktik kesurupan massal yang justru disukai. Premis filmnya pun juga menarik, Bayu (Angga Yunanda), ingin bercita-cita sebagai Perasuk. Namun suatu hari, dia harus mengatasi krisis yang bisa mengancam semua warga desa.

Sinematik dari sutradara Wregas Bhanuteja kembali memadukan realisme sosial dan simbolisme gelap yang membuat merinding tapi juga mikir. Dari cuplikan singkat ini saja, kita sudah bisa mengendus aura film festival internasional dan tentunya Piala Citra worthy. Bisa jadi juga potensi viral di media sosial juga mungkin terjadi.

Chicco Kurniawan di film “Para Perasuk” (Sumber: dok. film “Para Perasuk”)

Penayangan cuplikan pertama di Prancis, rasanya bukan ‘kecolongan’ yang negatif, justru ke arah positif. Dengan nama Anggun yang sudah mendunia terutama dia juga terkenal Prancis, rasanya film “Para Perasuk” ini sudah ‘nyolong’ go international duluan sebelum rilis. Jadi kesimpulannya, Indonesia harus bersiap, film ini bukan hanya tentang kerasukan massal saja, tapi juga cerita yang tidak biasa yang fresh. Dan juga bagaimana diva sekaliber Anggun bisa membuat kita percaya kalau kerasukan itu divisualisasikan dengan sangat ‘nyeni’, tanpa harus ada teriakan ‘AING TEH MACAN!!!!’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *